Aku tidak mengejarnya. Tidak akan. Karena aku tidak mampu berlari untuk menjangkau pada obyek yang dekat. Aku tidak mungkin berada di depannya. Sungguh, itu tidak patut. Aku bahagia berada di sampingnya. Namun Allah belum mengizinkan. Kini aku bersyukur berada di posisi ini. Posisi yang perlahan membuatku mampu menafsirkan resah tak berarah selama ini.
Berbagi? Jangan deh, Mas. Yang utuh saja. Kalaupun tidak sekarang, tak apa. Kalaupun tidak diizinkan, ya sudah. Ada Allah yang mengatur.
-RANPP-
Yogyakarta, September 18, 2016